Kamis, 31 Januari 2013

Casualty Of Love

Casualty Of Love

⁽ᴽᴥᴽ⁾ ₵ᾆṧϋᾇƪϮϔ Ổғ Ŀȏᶌ℮ ˘˞˚ˀ
Hallo, Nama saya Farqi Haqi, panggil saja saya FARQI, saya akan bercerita sedikit tentang gadis remaja berusia 15 tahun yang bernama Asma Aqila . Aqila adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, dia mempunya kaka Pria bernama Oddy, dan adik pria bernama Fajar.

Part 1

Di suatu hari saat kami sedang sarapan pagi.
Ibu : ayo, makan yang lahab ya!
          Saat kami selesai makan ayah mengumumkan bahwa lusa kami sekeluarga akan pindah ke singapura, sedih rasanya berpisah dengan “AKYRA” itu nama geng yang aku dan teman-temanku buat, kami adalah geng yang solid banget, kemana-mana kita selalu bertiga, dengan dua temanku yang kece, hehehe.., namanya Rara, dan Vicky, seperti namanya ” AKYRA” Nama itu terbentuk dari persatuan nama kamu bertiga (Aqila, vicKY, RAra). Kami bertiga sangat benci pelajaran B.inggris, makanya setiap pelajaran B.inggris kami selalu bolos, sampai-sampai nilai mata pelajaran B.inggris ku selalu merah, tapi sekarang malah aku harus pindah ke singapura, ikut ayah yang kebetulan kerjanya sedang di oper ke singapura, tapi mau bagai manapun aku harus pindah ke sana. Hari ini tanggal 31 januari 2009 hari ini aku harus pergi meninggalkan teman-temanku yang sangat aku sayang, tidak ada mereka, hidup ini ga asik, ga ada lagi, canda tawa mereka hidup ini garing, good bye sobat, aku bakal selalu kabarin ke kalian ko kabar aku di sana lewat facebook atau twitter, aku akan tunggu kabar dari kalian selalu di Facebookku.
          Sesampainya aku si singapura ayah mungkin tau bahwa aku sangat sedih, jadi ayah mengajak kami sekeluarga pergi jalan-jalan ke “UNIVERSAL STUDIO SINGAPUR” agar lebih mengenal singapur, karna aku akan lama tinggal disini, kira-kira 2-3 tahun. Aku mendaftar di internasional  school, di sini aku bertemu teman-teman dari pelosok dunia, bahkan aku tidak pernah mendengar nama Negara itu sebelumnya, ok! Saya akan memperkenalkan diri saya dengan bahasa inggris, saya Bisalah hanya memperkenalkan diri saja kok.
AQILAH                : "Hallo.. all, my name is aqilah, im from Indonesia, im 15th"
TEMAN-TEMAN   : "Hallo AQilah.. " sambil tersenyum kepadaku.

Part 2

Lalu aku langsung mengisi tempat duduk yang kosong, kebetulan, aku duduk dengan seorang anak laki-laki bernama EMIR, aku juga tau dia bernama emir bukan karna berkenalan, tapi karna aku meliaht nama yang ada di seragamnya, dia memiliki tubuh yang kecil, kulit orang asia, dan dia bergigi kawat, sepertinya dia, teman yang baik, sepertinya dia dari korea, karna dia sangat dekat dengan wanita sipit, yang duduk di pojok dekat pintu itu, sepertinya mereka berwarga negaraan yang sama, tapi semenjak aku duduk di sampingnya, dia tidak pernah menyapaku sedikit pun, dia seperti tidak menggap saya ada, senyum pun tidak, hemm..dia memang menyebalkan, saat istirahat wanita sipit itu mendekatiku, dan dia berkata padaku..
AIWA                    : “Hey…aqila, aiwa is me, im from Bangkok.”
AQILAH                : “Hey…aiwa!” 
AIWA                    : “Glad to know you, are you from bali? I had been there on vacation with my
                                  family, I've also been to Borobudur  there is very hot, but I like Indonesia, the
                                  people very friendly.”
AQILAH                : “Nih orang ngomong apaan si, panjang amat ngomongnya,” menyeletuk.
AIWA                    : “What are you talking about? I do not understand ?”
AQILAH                : “I do not understand that you said earlier, I get a little english, I'm sorry” sambil
                                 menggerakan bola matanya kekiri kekanan memastikan B.inggrisnya tidak
                                 berantakan.
AIWA                    : “ OWH… hehehehe..:D” dia tertawa.
          Lalu dia meminta izin sebentar untuk mengambil sesuatu di tasnya, 5menit kemudia dia datang padaku sambil membawa Ipad miliknya lalu dia menyalahkan jaringan internetnya, dan langsung membuka GOOGLE TRANSLATION. Dan aku langsung menuliskan maksut dari ucapanku tadi, dan begitulah slama ini aku dan Aiwa berkomunikasi.

Part 3

Bellpun berbunyi, NIUT..NIUT..NIUT..tandanya masuk, dan kami belajar melukis di kelas menggunakan buku gambar, aku tak tau kenapa harus di kelas padahal, ada ruangan untuk khusus melukis di sekolah ini.
            Aku menggambar sebuah KOMIK, yang sering aku buat bersama teman-temanku di indonesia, aku melirik sedikit gambar yang sedang di buat oleh Emir, waw… aku terkejut, ternyata dia seniman yang handal, gambar yang dibuat bukan sekedar gambar abal-abal, tapi suatu seni yang bernilai jika di jual, tapi kenapa dia ga buka toko lukisan aja di rumahnya, dia emang cowo idaman semua wanita, saking serunya melihat emir menggambar, sampai-sampai aku mewarnainya melewati batas garis, untung bisa di hapus, “hahh.. kemana pengapusan saya, aduh ketinngalan mungkin di lemari belajar, apa yang harus katakan jika ingin meminjam penghapus ya? Hemm.. aku punya ide” lalu aku langsung mengeluarkan notebook milikku, dan membuka GOOGLE TERJEMAH, aku menuliskan “may I borrow yours eraser?” lalu dia menjawab, “boleh ko ambila aja” aku bingung, mengapa dia bisa berbahasa indonesia, aku tersenyum, dan bertanya, “apa kamu dari indonesia juga?” dia tidak menjawab dan meneruskan gambarnya yang sedikit lagi usai, ya sudah aku langsung mengambil penghapusnya, saking senangnya tidak sengaja aku mencoret gambar miliknya, dan sepertinya membuat dia mengulang lagi gambarnya tapi dia tidak berusaha menggambar ulang, dia hanya melihat ke arahku sambil menghela nafas, lalu dia menenruskan gambarnya.

Part 4
Setelah selesai semua gambar di kumpulkan dan aku mendapat nilai 80, aiwa mendapat nilai yang bagus yaitu 90 dia menggambar seorang kakek tua yang sedang mengemis di jalan. Saat bersiap untuk pulang aiwa mengeluh dan bersedih karna nilainya tidak sampai angka 100, tapi bukannya kalau pelajaran menggambar itu tidak ada nilai seratus ya?, hanya sampai 90, lalu aku mendekat ke Emir dan melihat nilainya, tapi dia langsung milihatku dengan mimik muka lelah sambil menarik nafas, dia langsung menggulung gambarnnya dan dia langsung menyiapkan semua teman-teman karena Emir adalah seorang ketua kelas, aku rasa dia sangat marah padaku karna gambarnya yang rusak karena ulahku.
          Saat pulang aku melihat Emir berjalan ke arah tempat sampah, dan membuang segumpal kertas lecak, aku penasaran lalu aku mengambil gumapalan kertas itu, saat Emir pergi dari tempat itu. Saat aku liat ternyata dia membuang hasil gambar yang telah dia gambar tadi dengan coretan yang aku buat tadi, padahal nilainya sangat-sangat bagus, dia mendapat nilai 9,5, lalu aku simpan kertas itu untuk aku tempel di  mading di kamarku.
saat aku berjalan menuju gerbang sekolah, bercat ungu gelap, aku tak sengaja melihat Emir sedang berbicara hanya berdua dengan Aiwa, ada apa dengan mereka berdua? sepertinya mereka berdua saling suka dan sepertinya mereka tidak lagi bertemen melainkan sedang berpacaran, aku sedih melihat Emir merangkul Aiwa dan saling bertatap mata sambil berbicara dan bercanda satu sama lain.

Part 5

Tak lama kemudian Emir meninggalkan Aiwa, sekitr 15 menit emir kembali dengan memakai baju bola bernomor punggung 19, sambil membawa bola di tangannya, mereka berdua langsung pergi kekerumunan orang yang berkumpul memakai baju bola, lalu Aiwa duduk di tempat duduk panjang yang berada di pinggir lapangan, aku hanya bisa melihatnya dari jauh.
           Saat Emir bermain bola, aku duduk di pos satpam dekat gerbang sekolah, tidak ku sangka bukan hanya menjadi ketua kelas dan jago menggambar saja dia juga sebagai kapten sepak bola, hebat!!!, aku terus mengikuti berlalngsungnya pelatihan sepak bola, samapai-sampai aku lupa kalau hari telah sore dan saatnya aku harus pulang, saat aku bergegas ingin pulang Emir memasukan bola, dengan tendangan yang sempurna, GOL..aku sangat senang, begitu juga Aiwa yang tadi duduk dia langsung berdiri sambil, tersenyum dan memberi aploss untuk Emir, semua teman-teman memeluk Emir, saat aku berkata horre.. semua mata tertuju padaku, aku malu, Emir melihatku sambil memasang wajah bingung, mungkin dia baru tau kalau dari tadi aku melihat permainan sepak bolanya, Aiwa yang melihatku juga hanya tersenyum padaku, kenapa Aiwa sangat berbeda, kenapa dia tidak datang dan menyapaku? Ya sudahlah, waktu semakin sore, akhirnya aku pulang berjalan kaki sambil membawa kertas yang berisi lukisan milik Emir, aku senang hari ini, walau Emir marah padaku.